
ASI, Imunitas dan Perkembangan Kecerdasan Buah Hati
MEILIA (Cibubur) : Kembali lagi, RS Meilia Cibubur mengadakan seminar mengenai Air Susu Ibu dan kepentingan Ibunda dalam pemberian asupan nutrisi terbaik bagi sang buah hati. Hal itu selaras dengan program pemerintah untuk menggalakkan Program ASI Ekslusif 6 Bulan.
Kegiatan yang berlangsung diruang Auditorium Lt3 RS Meilia Cibubur tersebut, terselenggara berkat kerjasama antara RS Meilia dan Mothercare. Hadir sebagai narasumber dr Handarmi, SpA mengangkat tema mengenai “Sentuhan Alami bagi Sang Buah Hati” pada Rabu (27/7).
Seminar tersebut berlangsung semarak dengan melibatkan lebih dari 60 peserta, yang antusias dalam memperdalam wawasan mengenai lingkup pemberian ASI dan manfaatnya. Salah satu hal yang mengemuka adalah relasi antara pemberian ASI dan sistem kekebalan tubuh serta tingkat kecerdasan.
“ASI secara natural menjadi sarana, untuk dapat mengurangi kendala alergi yang kerap dihadapi oleh bayi,” pungkas dr Handarmi, SpA. Disamping itu, ASI juga membantu mencegah secara efektif dan aktif dalam mengatasi masalah penularan infeksi yang rentan dialami oleh bayi.
Sehingga, dengan demikian, lanjut dokter spesialis anak ini, ASI membantu ibu dalam memberikan proteksi bagi si bayi dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. “Karena pada prinsipnya ASI dapat melindungi saluran usus, dengan kandungan muatan antiparasit didalam,” jelasnya.
Nutrisi Terbaik bagi Kecerdasan
Berdasarkan perkembangan dan tingkat pertumbuhan bayi, maka perkembangan otak dimulai sejak kehamilan 2 minggu. “Setelah itu, pada usia kandungan 5 minggu otak besar mulai terbentuk,” paparnya, dalam menguraikan tahapan dalam proses susunan otak dan sel saraf bayi dikandungan.
Koordinasi dalam hubungan antara ibu dan bayi menjadi sebuah untaian yang berkelanjutan, dimana korelasi tersebut dibentuk melalui mekanisme pemberian ASI. “Laktasi ASI menjadi sarana stimulasi saraf bayi dan sekaligus memberikan asupan nutrisi dan gizi terbaik,” ungkapnya.
Faktor mendasar dari keterhubungan ibu dan anak tersebut, tuturnya, kemudian akan dilingkupi oleh masalah pengasuhan setelah proses kelahiran berlangsung. “Kemampuan serta perilaku menyusui ditambah dengan kondisi psikologis ibu dapat berdampak pada pemberian ASI,” ujarnya.
Sesuai hasil penelitian dibeberapa negara seperti Denmark dan Australia, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu pencetus serta penentu tingkat kecerdasan anak adalah nutrisi yang mana diperoleh dari permberian ASI sejak lahir dalam waktu yang cukup lama.
“Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa bayi yang diberi ASI versus susu formula, maka IQ-nya akan lebih besar 3.2 point,” jelas dr Handarmi, SpA. Oleh karena itu, sambung dokter penggiat inisiasi ASI tersebut, kendala karir dan pekerjaan harusnya dapat disiasati dalam pemberian ASI bagi si bayi.
Untuk hal tersebut, maka pemberian ASI juga harus diatur dalam satu tata kelola atau dikenal dengan manajemen ASI. “Pada saat cuti melahirkan, harus dapat dimanfaatkan dalam memberikan sesering mungkin Asi kepada buah hati, dan jangan mulai memberikan makanan lain,” terangnya. Termasuk melakukan proses pengeluaran ASI dipagi hari sebelum bekerja sebagai cadangan simpanan. (YH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar